Minggu, 08 Agustus 2010

Ramadhannya Ramadhan #1

Ayam baru berkokok dan mentari baru menampakkan cahayanya. Tepat seminggu sebelum bulan Sya'ban berakhir. Tetapi teriakan bertensi tinggi sudah melanglang buana dari rumah mewah perumahan elit itu. "Bi! Bi! Sarapan gua mana!" teriak Rama ke Munirah, seorang pembantu rumah tangga paruh baya yang sudah mengabdi selama 17 tahun, seusia dengan Rama.


Rama merupakan nama panggilan dari Hendri Ramadaka Cakrawijaya. Pemuda yang kini duduk di masa-masa terakhirnya di SMA ternama ini merupakan anak tunggal dari pengusaha besar Rudi Handaka Cakrawijaya dan Santi Sulistyawati. Kelakuannya, wah bukan main. Nakal, manja, tidak bisa diatur, sering buat onar, jarang ibadah, dan sebagainya sudah melekat pada diri Rama.

"Iya Den! ini Den" jawab Bi Munirah tergopoh-gopoh.Jilbabnya yang agak melar tertiup angin karena ia berlari-lari kecil. "Aduh Bi! kok lama sekali sih! udah lama, ini lagi lihat! susu coklat gua juga nggak ada! Udah ah! Makan aja tuh nasi!" bentak Rama dengan amarah yang tak tertahankan. Mendengarnya Bi Munirah hanya bisa tertunduk, lesu, sedih. Jerih payahnya untuk sekedar membuat nasi goreng dibayar dengan bentakan dari anak majikan.

"Rama! Apa-apaan kamu! Bibi kan juga manusia!" tegur Santi, ibunda Rama. "Lihat aja mam! Masak beginian doang nggak becus! Ngapain sih mama gaji orang kayak gini?!" sahut Rama dengan angkuh.

"Kamu pikir kamu bisa melakukan hal-hal seperti ini. hah?"

"Ya sudahlah. Terserah mama!".Rama langsung menyambar tasnya, menghidupkan sepeda motornya, lalu berangkat secepat kilat.

"Maafkan anak saya Bi..."
"Nggak apa-apa, Nyonya. Memang saya yang salah...." jawab Bi Munirah dengan senyuman walau ia tahu hatinya perih.

Itu baru satu dari sekian banyak kelakuan Rama yang mengiris hati kedua orangtuanya. Sampai akhirnya, orangtuanya mengambil keputusan untuk memindahkan Rama dari sekolahnya yang sekarang. Rama bahkan dipindahkan keluar kota Jakarta, ke Malang tepatnya.

Tidak tanggung-tanggung, Rama harus hidup sendirian di sana, dan diharuskan untuk menghidupi dirinya sendiri. Terserah bagaimana caranya. Orangtuanya hanya mengirimkan uang 4 bulan sekali dan kebijakan orangtuanya ini bertujuan agar anak semata wayang mereka bisa hidup mandiri dengan kelakuan yang baik.

Hari ke-24 bulan Sya'ban

Di sinilah Rama bersekolah, SMAN 470 Malang. Sekolah yang terkenal akan religiusnya ini memang sudah terkenal seantero Jawa Timur. Siswa-siswanya tidak hanya intelek, tetapi juga berakhlak mulia dan religiusnya tinggi.

Dan di sinilah kisah ini di mulai....

Bersambung

3 komentar: